Pages


Tampilkan postingan dengan label Tips Puasa Bagi Penderita Diabetes Melitus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Puasa Bagi Penderita Diabetes Melitus. Tampilkan semua postingan

Tips Puasa Bagi Penderita Diabetes Melitus

Rabu, 20 Mei 2015
Tips Puasa Aman Bagi Penderita Diabetes Melitus
  • Konsultasi dengan dokter
Sebelum berpuasa, tidak ada salahnya anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Supaya dokter dapat memutuskan yang terbaik untuk anda, dengan konsultasi nantinya dokter akan memberikan saran tentang bagaimana cara mengelola diabetes sepanjang bulan puasa. Diabetisi diharapkan dapat berdiskusi dengan para dokter tentang kesulitan yang mereka hadapi saat masa puasa sebelumnya dan cara mengatasinya. Dokter juga akan memberikan cara pengelolaan yang harus dilakukan sehingga diabetisi dapat berpuasa dengan aman
  • Perhatikan jenis makanan
Kendalikan diri untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebih Makanlah makanan dengan nutrisi seimbang supaya kebutuhan nutrisi tubuh tercukupi, baik itu ketika berbuka puasa maupun saat santap sahur. Saat berbuka adalah saat untuk memenuhi kebutuhan energi sebanyak 50%, kemudian mengonsumsi snack sebelum melaksanakan ibadah salat tarawih. Lalu mengonsumsi snack atau makanan selingan kembali setelah salat tarawih untuk memenuhi kebutuhan energi sebanyak 10%, dan sebelum waktu imsak setelah santap sahur untuk memenuhi kebutuhan energi sebanyak 40%. Analoginya, seperti halnya ketika melaksanakan makan pagi dan makan selingan di pagi hari yang dilakukan saat berbuka puasa, makan siang yang diganti dengan makan sesudah salat tarawih, menyantap makanan selingan sore yang diganti dengan makanan selingan sebelum tidur, serta makan malam dan selingan malam diganti dengan santap sahur. Sedangkan perbandingannya, tiga kali makan utama dengan kombinasi tiga kali makan selingan.

Jenis makanan bagi penderita diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi sumber karbohidrat seimbang, sumber protein rendah lemak semisal dari tempe, tahu, kacang – kacangan, serta sumber lemak dalam jumlah yang terbatas melalui makanan yang dimasak menggunakan cara dikukus atau direbus.

Snack dapat berupa buah – buahan yang mengandung gula alami, dan mengurangi karbohidrat. Semisal diperoleh dari pisang, kiwi, maupun tomat, atau salad pepaya dan pisang rebus, jadi tidak harus dengan roti tawar maupun makanan lainnya yang berkarbohidrat tinggi.

Selain yang dianjurkan, beberapa jenis makanan juga sebaiknya dibatasi semisal makanan yang mengandung gula murni dari gula pasir atau gula jawa, kue manis, es krim, susu kental manis, cake. Juga dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi semisal dari makanan goreng – gorengan dan makanan siap saji, serta hindari makanan yang diawetkan.
Untuk menu makan sahur, dianjurkan mengonsumsi makanan yang memiliki sifat lebih lama diserap tubuh, seperti beras, roti pitta, buah-buahan, dan sayuran. Selain itu Perbanyak minum air mineral, untuk menghindari dehidrasi.
  • Cek rutin kadar gula dalam darah
Selama menjalankan ibadah puasa, sebaiknya anda lebih sering cek kadar gula dalam darah. Pada saat menjalani ibadah puasa maka kadar gula darah mungkin dapat mengalami fluktuasi jika tidak dilakukan pengelolaan yang tepat. Pengukuran gula darah secara berkala amat penting bagi diabetisi. Dengan cara itulah diabetisi dapat menghindari risiko terjadinya penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemi) dan dapat segera mengetahui bila terjadi peningkatan gula darah (hiperglikemi).
  • Sahur tepat waktu
Usahakan makan sahur tepat waktu, jangan makan sebelum masuk waktu sahur dan terlalu dekat dengan azan Subuh.Penyesuaian selain dalam hal pengaturan diet dan aktivitas fisik juga dalam hal dosis obat/insulin serta yang penting adalah jadwal pemberian obat/insulin. Jadwal pemberian obat/insulin biasanya disesuaikan dengan perubahan jadwal makan diabetisi pada bulan puasa.

Pada saat menjalani ibadah puasa maka kadar gula darah mungkin dapat mengalami fluktuasi jika tidak dilakukan pengelolaan yang tepat. Pengukuran gula darah secara berkala amat penting bagi diabetisi. Dengan cara itulah diabetisi dapat menghindari risiko terjadinya penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemi) dan dapat segera mengetahui bila terjadi peningkatan gula darah (hiperglikemi).

  • Kadar gula darah dapat turun/rendah (hipoglikemia) atau dapat meningkat/tinggi (hiperglikemia). 
Jika saat puasa diabetisi mengalami hipoglikemi, maka puasa dapat dibatalkan, karena hukum Islam juga menganjurkan agar tidak berpuasa jika dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Diabetisi perlu mengenal dengan baik gejala dan tanda dari hipoglikemia, seperti lemas, lapar, berdebar-debar, keringat dingin dan bahkan bisa sampai tidak sadarkan diri.

Berlawanan dengan kondisi hipoglikemia, ada kemungkinan kadar gula darah akan meningkat (hiperglikemia) jika pengelolaan tidak dilakukan secara tepat. Kenaikan gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kondisi krisis hiperglikemia seperti ketoasidosis diabetik yang akan memerlukan perawatan di rumah sakit. Gejala ketoasidosis adalah merasa haus dan berkemih dalam jumlah yang banyak. Jika seseorang sedang berpuasa dan tidak minum untuk mengurangi rasa haus mereka, dehidrasi akan cepat terjadi dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Pada umumnya diabetisi yang terkontrol dengan baik diperbolehkan untuk berpuasa, namun sekali lagi hal ini sebaiknya terlebih dahulu didiskusikan dengan dokter.
Read more ...

Kami Dari PT. Habbattussauda International Bandung Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Untuk Kaum Muslimin Yang Berada Di Indonesia dan Sekitarnya. Kita Tingkatkan Iman Dan Amal Kita Di Bulan Yang Suci Ini Dengan Kegiatan-Kegiatan yang Mengandung Pahala dan Kita Jaga Stamina dan Daya tahan Tubuh Kita Dengan Mengkonsumsi Suplemen Herbal yang Dipercaya dapat Menjaga Stamina Tubuh Dan Kekebalan Tubuh !